Industri pariwisata telah bergeser dari fokus mass tourism menuju pariwisata berkelanjutan, berbasis komunitas, dan digital. Perubahan ini menuntut adanya Transformasi SMK Pariwisata secara menyeluruh agar dapat menghasilkan lulusan yang adaptif dan siap mengisi kebutuhan Ekosistem Wisata Baru. Era kini membutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya terampil dalam pelayanan (hospitality), tetapi juga memiliki kompetensi dalam manajemen digital, keberlanjutan lingkungan, dan promosi destinasi lokal.
Integrasi Kompetensi Green Tourism dan Digital
Salah satu aspek utama dalam Transformasi SMK Pariwisata adalah pengintegrasian konsep Green Tourism (Pariwisata Hijau) ke dalam semua jurusan. Lulusan harus memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip pariwisata yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan budaya lokal. Di SMK Pariwisata “Bhuana Wisata” fiktif, sejak Semester Ganjil 2024/2025, semua siswa jurusan Perhotelan diwajibkan mengambil modul “Manajemen Keberlanjutan Hotel” yang mencakup praktik zero waste di dapur dan pengurangan jejak karbon operasional. Modul ini diajarkan oleh Guru Produktif fiktif, Ibu Dewi Lestari, yang telah bersertifikasi di bidang eco-tourism.
Selain itu, penguasaan digital menjadi keharusan. Transformasi SMK Pariwisata berarti memastikan siswa terampil dalam digital marketing, pengelolaan platform booking online, dan pembuatan konten promosi visual. Siswa kelas XI jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) pada bulan Oktober 2024 melaksanakan proyek “Eksplorasi Destinasi Digital,” di mana mereka membuat paket tur virtual, vlog promosi, dan mengelola akun media sosial fiktif untuk destinasi wisata lokal, melatih mereka menjadi digital nomads pariwisata.
Kemitraan dengan Startup dan Komunitas Lokal
Untuk memastikan kurikulum relevan, Transformasi SMK Pariwisata perlu menggeser kemitraan dari sekadar hotel bintang lima menuju startup teknologi wisata dan komunitas pengelola desa wisata. Kemitraan dengan startup menyediakan akses bagi siswa pada teknologi terbaru, sementara kemitraan dengan desa wisata menumbuhkan pemahaman mendalam tentang community-based tourism.
SMK “Bhuana Wisata” menjalin kerja sama dengan fiktif Komunitas Pengelola Desa Wisata “Sari Budaya”. Siswa UPW diwajibkan menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama tiga bulan di desa tersebut, dimulai pada Februari 2025. Mereka bertugas membantu komunitas dalam pengembangan paket wisata berbasis budaya, pelatihan pelayanan homestay, dan pencatatan keuangan sederhana. Keterlibatan ini diawasi oleh Petugas Pariwisata Lokal fiktif dari Dinas Pariwisata, Bapak Agus Sanjaya, yang mengevaluasi kemampuan siswa dalam berinteraksi dan memberdayakan masyarakat.
Pelaporan hasil tracer study yang dilakukan oleh Bursa Kerja Khusus (BKK) Sekolah pada Maret 2026 menunjukkan bahwa 65% lulusan SMK Pariwisata kini bekerja di sektor startup wisata, event organizer, dan pengelolaan destinasi, membuktikan keberhasilan Transformasi SMK Pariwisata dalam menyesuaikan diri dengan Ekosistem Wisata Baru yang lebih dinamis dan terdesentralisasi.
